4

Sebuah opini jujur setelah menonton “Gimana Kagetnya? an intimate comedy special  By Ikrom Wannabe”

Fyi, Gimana Kagetnya adalah sebuah intimate comedy spesial yang dibuat oleh Ikrom Wannabe, komika Standupindo Lombok. Sesuai judul, comedy spesial ini adalah tempat Ikrom bercerita tentang kagetnya dia saat mendengar kabar Alm Bapaknya meninggal. Point menarik show ini adalah soal waktu. Gimana Kagetnya dibuat 1 bulan setelah kepergian alm bapaknya. Kok bisa?

Ya, pertanyaan besarnya sudah dimulai sejak pertama kali poster “cooming soon” dirilis ke publik yang hanya berselang beberapa hari setelah Alm bapaknya meninggal. Bagaimana mungkin Ikrom secepat itu berdamai? Bagaimana mungkin Ikrom secepat itu mengkomedikan kepergian almarhum bapaknya? Karena konsekuensi spesial show ada pada materi dan konsep acara. Se-spesial apa materi pada acara ini? Bagaimana persiapannya?

Mari kita kupas satu per satu (kecuali MC); para penampil dan konsep acara yang disuguhkan.

Pertama, Konsep acara

“Gimana kagetnya” berkonsepkan tahlilan. Semua panitia berpakaian layaknya sohibul bait di acara tahlilan orang yang meninggal, pakaian serba putih dan memakai sarung. Di luar, di meja reservasi, penonton disambut oleh bagian reservasi yang berpakaian serba putih seperti perwakilan keluarga duka. Layaknya acara tahlilan, di samping meja registrasi penonton, anda akan menemukan “bakul” bertuliskan uang santunan. Tidak hanya di luar. Di dalam studio, penonton tidak duduk di kursi, melainkan karpet. Suasana pertunjukan dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai acara tahlinan. Di awal datang saya sempat berpikir di dalam studio akan disuguhkan beberapa batang rokok ilegal yang terisi dalam gelas dan hidangan rawon sebagai penutup. Entah siapa yang memiliki ide, tapi konsep acara ini sangat mengesankan. Respect!

Kedua, Opener (Zea Zogank)

Dibuka oleh zea zogank, sang founder yang akhirnya turun gunung. Alasan berkenan tampil sebagai opener? Katanya, “zea adalah orang pertama yang dikabari ikrom perihal kepergian alm bapaknya”. Sungguh alasan yang tidak masuk akal. Tapi mari kita terima saja, karena menonton founder ini ber stand up adalah kejadian yang langka.

Penggemar stand up yang mengikuti dengan detail semua event stand up di Lombok tentu sadar jika Zea memang jarang sekali tampil melakukan stand up comedy.  Maklum, bersama Wahid, Zea terlalu fokus menjadi MC kondang Kings Maker beberapa tahun belakangan.

Zea, dengan materi baru (tentang Ikrom, entah kapan ditulisnya), tanpa open mic, membuka acara dengan sangat ciamik. Tidak berlebihan, sesuai takaran. Zea membuka acara sesuai dengan porsinya sebagai opener; menjembatani penonton menuju acara puncak. Satu yang bisa saya komentari dari penampilan zea malam itu adalah, “jam terbang memang tidak akan berbohong”.

Ketiga, Ikrom Wannabe, pemilik acara

Di awal saya sempat berpikir ini akan menjadi show  yang membuat canggung. Sebab mayoritas penonton adalah sahabat dekat Ikrom, dan sisanya adalah penonton umum. Mereka, para penonton ini bisa jadi adalah orang-orang yang mungkin saja sama-sama menangis ketika mendapat kabar ikrom kehilangannya almarhum bapaknya.

Tapi dugaan saya ternyata salah. Dari awal masuk, hingga 1 menit pertama, Ikrom membantah keraguan saya kala itu. Kemampuan Ikrom mengemas cerita kematian sangatlah mengagumkan. Kemampuannya melakukan story telling tentang kronologi kematian alm bapaknya memang layak diapresiasi. Sebagai orang yang suka bercerita di tongkrongan, saya angkat topi untuk hal itu.  Cerita yang sistematis dan detail membuat penonton masuk dan larut dalam emosi. Hal itu yang membuat saya pada akhirnya maklum; jika hanya dengan sedikit patahan celetukan saja bisa menghasilkan tawa yang dahsyat. Malam itu,  half punch, terasa punchline utama.

Hampir semua bit adalah favorit saya malam itu. Bit spanduk Ganjar Pran*wo*, bisnis thrifting bapak, pengajian 3 malam dengan Dewa-19, oleh-oleh sapi utuh dari Sumbawa, ditinggal oleh alm bapak untuk kedua kalinya saat sholat, merokok su**a 12 secara diam-diam di acara samp****a, dan masih banyak lagi lainnya adalah sebaik-baik jokes yang pernah dengar dari Ikrom. Tentu, tidak lupa jokes sex bebas dan habit alkoholnya.

Sepanjang show, kita dibuat lupa kalau Ikrom baru saja berduka. Belum kering tanah kuburan itu, tapi cerita kematian ini sudah menjadi komedi. Sepanjang acara penonton tertawa, menikmati pertunjukan itu. Setiap set yang keluar dari mulut ikrom seakan berkata, “Teman-teman dengarkan ini. Bapak saya meninggal. Saya sedih. Tapi, saya sudah berdamai dan kalian punya izin untuk tertawa”. Belum lagi penulisannya yang rapi, delivery yang khas, percaya diri, dan kemampuan menjaga tempo pertunjukan selama 1 jam lebih membuat acara ini semakin sempurna. Saya melihat Ikrom benar-benar menikmati penampilannya sebagai pemilik rumah duka malam itu.

Tapi bukan special show namanya jika tidak ada kejutan. Seperti roller coaster, bit terakhir langsung ditimpali dengan monolog. Diiringi lagu Kuning dari Efek Rumah Kaca, monolog malam itu menjadi monolog paling haru yang pernah saya dengar. Singkat dan padat. Ikrom bercerita tentang perasaannya secara jujur, tentang kesedihannya. Tangis itu akhirnya pecah juga saat monolog. Seorang anak, seorang pria, seorang komedian yang sering anda lihat di panggung untuk menghibur itu akhirnya menangis, meluapkan kesedihannya. 

Semua orang menjadi emosional. Beberapa saya lihat menangis. Saya pun demikian. Wajar, saya memaklumi itu. Mungkin saja beberapa dari penonton mengalami hal yang sama. Mungkin saja beberapa dari penonton belum berdamai dengan masalah yang menimpa mereka. Mungkin saja, beberapa dari penonton berpikir untuk “mengkomedikan duka” yang sama, hanya saja tidak tahu caranya. Mungkin juga beberapa dari mereka merasa cerita Ikrom adalah gambaran dari masa depan mereka; bahwa pada akhirnya orang terdekat kita akan meninggalkan kita untuk selama-lamanya.

Terakhir, tanpa bermaksud untuk berlebihan, tanpa mengurangi rasa hormat saya pada komika lain yang pernah saya tonton. Tapi selama saya menonton special komika daerah (live ataupun di digital download), “Gimana Kagetnya” adalah salah satu spesial show terbaik. Sekali lagi, Ini adalah pertunjukan yang nyaris sempurna; haru biru dan penuh tawa. 

Sebagai penutup, Terima Kasih Ikrom untuk pertunjukannya. Terang benderang selalu. Panjang umur Ikrom, Panjang umur Standupindo Lombok!

2

GHIBAH

Dengar lidah-lidah tajam menguliti

Sedikit asumsi, banyak menerka

Bau bangkai saudara sendiri

Menebar di mana-mana

Di sini, di ruangan ini

Tembok dan kaca punya telinga

Meja dan batu punya mulut

Suara bising aib lebih keras dari apapun

Bagai anjing, bagai anjing-anjing

Manusia-manusia menggonggong

Mereka menerka, mereka mencela

Saling menyebar, saling menebar

Di sini, di kandang neraka ini

Tembok dan kaca punya telinga

Meja dan batu punya mulut

Lalu, siapa yang harus kamu percaya?

(Mataram, 2023)

0

Pengagum Rahasia

Tugasku mengagumi dari kejauhan

Memandangmu cermat

Menunggumu sabar

Sembari diam membaca hala

Dengan begitu aku merasa menang

Tak ada luka juga penolakan

Aku menelanjangimu melalui tulisan

Di sana ada santun dan lembut jiwa

Aku mencium indahmu melalui pikiran

Di sana ada aroma seksi isi kepala

Dengan begitu aku bergairah

Tak ada luka juga penolakan

Puan, tugasmu adalah menunggu

Dengan sabar dan sedikit peka

Lalu biarkan hati menyeleksi

Lalu biarkan Tuhan bekerja

(Mataram, 2023)